Minggu, 22 Mei 2011

TEKNOLOGI PENAMBANGAN ENDAPAN BAUKSIT


TEKNOLOGI PENAMBANGAN ENDAPAN BAUKSIT




PENDAHULUAN

Penambangan yaitu kegiatan yang ditujukan untuk membebaskan dan mengambil bahan galian dari dalam kulit bumi untuk dimanfaatkan. Penentuan cara penambangan sangat tergantung pada berbagai faktor dan pertimbangan. Pertimbangan utama dalam menentukan sistem penambangan adalah keadaan endapan, sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, sifat fisik dan kimia batuan samping, keadaan topografi, morfologi dan geologi sekitar endapan. Pada umumnya penambangan dibagi menjadi 3, yaitu (1) sistem penambangan tambang terbuka, (2) penambangan tambang bawah tanah dan (3) penambangan bawah air.

Bauksit adalah salah satu bahan galian logam yang keterdapatannya tidak jauh dari permukaan bumi dengan kata lain keadaan tanah penutup tidak terlalu tebal, hal ini bisa kita lihat dari genesa bauksit itu sendiri dimana bauksit merupakan hasil pelapukan yang terlarutkan. sehingga dalam proses penambangannya dapat dilakukan dengan Metoda Penambangan Terbuka.

Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone  dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan, mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral – mineral alkali, sedangkan mineral – mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.

Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan lateritik.

Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses laterisasi.

Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum adalah ;
  1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
  2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
  3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
  4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
  5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
  6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
  7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan





 











Gambar. 1. Proses Pembentukan Endapan Bauksit di Alam

METODA PENAMBANGAN

Metoda penambangan bauksit dilakukan dengan metoda tambang terbuka sistem open pit dimana open pit ini diterapkan untuk endapan bijih yang mengandung logam. Open pit dan open cut dapat dibedakan dari arah penambangannya, penambangan dengan metoda open pit dilakukan dari permukaan yang relatif mendatar ke bawah mengikuti endapan bijih, sedangkan open cut dilakukan pada lereng suatu bukit. Jadi penerapan open pit dan open cut sangat tergantung pada letak dan bentuk endapan bijih yang akan ditambang.

Dalam sistem penambangan dibatasi oleh beberapa faktor – faktor kendala antara lain ;
  1. Faktor teknik – ekonomi yang diwujudkan dalam usaha mendapatkan perolehan tambang semaksimal mungkin dengan biaya yang sekecil mungkin.
  2. Faktor keamanan dan keselamatan kerja yang diwujudkan dalam usaha memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam melaksanakan kegiatan penambangan
  3. Faktor keserasian lingkungan hidup yang diwujudkan dalam usaha mencegah terjadinya perusakan alam, serta pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan penambangan

Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan penambangan endapan bauksit adalah menggunakan metoda tambang terbuka (surface mining) sebab kita dapat ketahui bahwa endapan bauksit berada di permukaan dengan over burden yang tidak terlalu dalam pengupasannya.





 










Gambar. 2. Metoda Penambangan Tambang Terbuka Sistem Open Pit




 









Gambar. 2. Proses Penggalian Bauksit

A.      Pengupasan Tanah Penutup (Land Clearing)

Pengupasan tanah penutup merupakan langkah awal dimana proses penambangan endapan bahan tambang akan dilakukan, kegiatan ini dimulai dari pembersihan tempat kerja dari semak – semak, pohon – pohon besar dan kecil, kemudian membuang tanah atau batuan yang menghalangi pekerjaan – pekerjaan selanjutnya. Setelah pekerjaan di atas selesai selanjutnya dilakukan pekerjaan pembabatan atau penebasan yang meliputi ; meratakan, membuat jalan darurat untuk lewatnya alat-alat mekanis. Dalam pekerjaan ini yang harus selalu diperhatikan ialah mempergunakan keuntungan dari gaya berat.





 











Gambar. 3. Metoda Land Clearing




 











Gambar. 4. Proses Pengupasan Tanah Penutup dengan Ripper

Proses pengupasan tanah penutup dilakukan untuk menghilangkan material yang menutupi endapan bauksit yang akan ditambang agar dihasilkan endapan bauksit dengan kadar yang lebih tinggi, dan menghilangkan serta mengurangi pengotor pada saat dilakukan pencucian.

B.        Penggalian dan Pemuatan (Excavation and Loading)

Penggalian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membongkar dan melepaskan endapan bahan tambang dari batuan induknya atau batuan samping. Beberapa alat gali yang dapat digunakan dalam penggalian yaitu Power Shovel, Back Hoe, dan lain – lain. Setelah penggalian dilakukan maka material atau bahan tambang yang telah ditambang dimuat.

Untuk material yang tidak tertentu keras, kegiatan pembongkaran dilakukan dengan menggunakan ripper. Alat ini pada hakekatnya sebuah bajak yang gigi – giginya terbuat dari baja yang keras. Sehingga kepadanya dapat diberikan tekanan yang cukup besar untuk lebih memaksakannya ke dalam tanah / batuan.

Untuk menghitung produksi ripper, perhitungan yang digunakan adalah dengan ”cross section”, yang dapat menentukan volume pekerjaan ripping ini, kemudian mencatat waktu yang diperlukan, setelah pekerjaan ripping selesai. Volume ripping dibagi dengan waktu ripping adalah produksi ripping.



 











Gambar. 5. Aktivitas Pengangkutan (Hauling) Material dan terlihat alat garu (Ripper) untuk memudahkan dalam pengupasan tanah penutup.
Pemuatan (Loading) adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat material hasil pembongkaran ke dalam alat angkut. Material hasil pembongkaran tersebar di lantai jenjang dan dikumpulkan dengan alat wheel loader agar dapat dimuat. Dalam pemilihan alat muat yang digunakan harus sesuai dengan beberapa faktor diantaranya ;
1.      Kapasitas alat angkut
2.      Besar produksi yang diiginkan
3.      Keadaan lapangan
4.      Jenis material atau batuan
5.      Keterampilan Operator
6.      Iklim atau cuaca






 











Gambar. 6. Aktivitas Loading Material


 









Gambar. 7. Proses Pemuatan (Loading) dengan Wheel Loader pada Penambangan Bauksit
C.       Pengangkutan (Hauling)

Material hasil pembongkaran yang telah dimuat kembali diangkut ke lokasi pengolahan (Crushing Plant) untuk dimasukkan ke mesin penghancur. Operator pengangkutan material produktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ;
1.      Kondisi jalan dari tempat penambangan ke Crushing Plant
2.      Jarak angkut dari lokasi penambangan
3.      Digging Resistance
4.      Waktu Edar alat angkut
5.      Waktu Kerja efektif pengangkutan
6.      Produksi alat angkut
7.      Jumlah alat angkut



Proses pengankutan dilakukan untuk pemindahan material dari lokasi penggalian atau front penambangan ke lokasi penampungan sementara dimana nanti selanjutnya akan dilakukan pencucian pada proses pengolahan bauksit itu sendiri. Proses pengangkutan ini bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa macam alat angkut seperti dump truck, lori, belt conveyor, dll. Pada penambangan bauksit alat angkut yang digunakan yaitu dump truck dengan berbagai macam ukuran dan kemampuan muatnya.









 











Gambar. 8. Aktivitas Hauling Material


 












Gambar. 9. Lokasi Penampungan Bauksit Hasil Penambangan


1 komentar: