Senin, 23 Mei 2011

Sistem Penyaliran Tambang2


Sistem Penyaliran Tambang

Latar Belakang Masalah :
Salah satu ciri utama metode tambang terbuka adalah adanya pengaruh iklim pada kegiatan penambangan. Elemen-elemen iklim tersebut antara lain : hujan, panas (temperature), tekanan udara dan sebagainya, yang dapat mempengaruhi kondisi tempat kerja, unjuk kerja alat dan kondisi pekerja, yang selanjutnya dapat mempengaruhi produktifitas tambang. Air tambang memiliki pengaruh besar terhadap produktifitas tambang. Oleh karena itu diperlukan berbagai metode/cara untuk mengatur aliran air yang masuk ke dalam front kerja.
Tujuan Penyaliran Tambang :
Meminimalkan air yang masuk ke dalam front penambangan serta mengeluarkan air dari area front penambangan (proses pemompaan). Untuk dapat melakukan pengendalian air tambang dengan baik perlu diketahui sumber dan perilaku air. Adapun aspek-aspek yang mendasari perencanaan penyaliran tambang adalah aspek hidrologi dan hidrogeologi, meliputi pengetahuan daur hidrologi, curah hujan, infiltrasi, air limpasan dan air tanah serta teknik penyaliran tambang.
Pengendalian Air Tambang :
Pengendalian air tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
  1. Mine Drainage : merupakan upaya untuk mencegah masuk/mengalirnya air ke areal front kerja. Hal ini umumnya untuk dilakukan untuk menangani airtanah dan air yang berasal dari sumber air permukaan, misalnya : metode pengalihan aliran air permukaan (river diversion, pembuatan paritan dsb)
  2. Mine Dewatering : merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke dalam tambang. Cara penanganannya dengan pembuatan sump (sumuran tunda), system paritan, dan system pemompaan.
Rancangan Penyaliran Tambang :
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam merancang penyaliran tambang, yaitu :
  • Data curah hujan sebanyak-banyaknya
  • Peta topografi
  • Plan kemajuan tambang
  • Jenis dan jumlah equipment/alat penyaliran yang tersedia (missal pompa, excavator dsb).
Langkah kerja :
a) Tentukan hujan rencana (analisis data curah hujan)
b) Tentukan periode ulang hujan (PUH)
c) Tentukan curah hujan satu jam (I)
d) Tentukan Koefisien limpasan (C)
e) Tentukan luas catchment area (A)
f) Tentukan debit air limpasan (Q)
g) Dari data debit yang diketahui, kita dapat menentukan dimensi saluran air, kapasitas sump dan kebutuhan pompa .
Dampak Air Tambang :
  1. Ongkos pemompaan akan naik (dilihat dari jumlah pumping hours), dikarenakan volume air yang dipompa semakin besar, apabila tidak adanya upaya untuk mengurangi jumlah air yang masuk ke dalam tambang.
  2. Traksi ban alat angkut akan bekurang dikarenakan jalan yang licin atau becek sehingga akan menimbulkan : produktiftas tambang akan menurun, borosnya pemakaian bahan bakar, dan tidak safety/ resiko kecelakaan alat ataupun manusia akan lebih besar.
  3. Terjadnya pelunakan jalan tambang sehingga ongkos penggantian ban alat angkut akan naik
  4. Produtifitas alat gali muat akan menurun disebabkan material yang di loading berupa mud/lumpur serta dudukan dari alat yan tidak stabil/alat mudah amblas difront kerja yang tegenang air.
  5. Ongkos blasting akan naik, dikarenakan kegiatan blasting tidak efektif apabila lubang bor basah.
  6. Mengurangi kestabilan dari lereng penambangan maupun timbunan
  7. Kualitas komoditi menurun, contohnya batubara. Parameter total moisture dan ash akan meningkat apabila pada saat pengambilan (coal getting) dalam kondisi basah, akibat terendam oleh air.
  8. Bobot materal (OB dan Coal) akan meningkat akibat dari penambahan air di dalam rongga-rongga material tersebut, sehingga produtifitas yang dinyatakan dalam tonnase (untuk coal) ataupun BCM (untuk OB) akan menurun.

1 komentar: